Cara Membuat jaringan wireless/nirkabel tanpa router sadun blog

Selasa, 04 Agustus 2015


MENANGANI SERANGAN INTRUSI MENGGUNAKAN IDS DAN IPS

 Pada tulisan ini akan dibahas salah satu teknologi untuk menangani intrusi dalam suatu jaringan. Teknologi tersebut disebut IDPS, yaitu Intrusion Detection and Prevention Systems. IDPS ini dapat dibagi dua, yaitu IDS dan IPS. IDS digunakan untuk hanya mendeteksi adanya intrusi sedangkan IPS dapat digunakan juga menghentikan intrusi. Baik IDS maupun IPS juga terdapat dua jenis, host-based dan network-based. Pada tulisan ini juga akan dibahas mengenai metode pendeteksian yang digunakan oleh IDPS ini, serta komponen yang digunakan.

PENDAHULUAN

Penggunaan internet saat ini merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi. Dengan internet, segala sesuatunya akan menjadi lebih mudah. Namun dibalik semua kemudahan dan keuntungan yang didapatkan dengan hadirnya internet, terdapat pula masalah yang mengikutinya. Dalam beberapa tahun ini, masalah keamanan telah menjadi fokus utama dalam dunia jaringan komputer, hal ini disebabkan tingginya ancaman yang mencurigakan (suspicious threat) dan serangan dari Internet. Keamanan Informasi merupakan salah satu kunci yang dapat mempengaruhi tingkat Reliability (termasuk performa dan availability) suatu jaringan. Untuk mengatasi masalah keamanan jaringan dan komputer ada banyak pendekatan yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem IDS (Intrution Detection System) dan IPS (Intrusion Prevention System). 

 DEFINISI DAN KLASIFIKASI 

IDS (Intrution Detection System) adalah sebuah sistem yang melakukan pengawasan terhadap lalulintas (traffic) jaringan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang mencurigakan didalam sebuah sistem jaringan. Jika ditemukan kegiatan-kegiatan yang mencurigakan berhubungan dengan lalulintas jaringan, maka IDS akan memberikan peringatan kepada sistem atau administrator jaringan. Dalam banyak kasus IDS juga merespon terhadap lalulintas yang tidak normal / anomali melalui aksi pemblokiran user atau alamat IP (Internet Protocol) yang melakukan usaha pengaksesan jaringan tersebut.

IPS (Intrusion Prevention System) adalah sebuah sistem yang menggabungkan fungsi firewall dan fungsi IDS dengan proporsional. Teknologi ini dapat digunakan untuk mencegah serangan yang akan masuk ke jaringan lokal dengan memeriksa dan mencatat semua paket data serta mengenali paket dengan sensor, disaat serangan telah teridentifikasi, IPS akan menolak akses (block) dan mencatat (log) semua paket data yang teridentifikasi tersebut. Jadi IPS bertindak sepeti layaknya firewall yang akan melakukan allow dan block yang dikombinasikan dengan IDS yang dapat mendeteksi paket secara detail. IPS menggunakan signatures dari paket untuk mendeteksi aktivitas lalulintas di jaringan dan terminal, dimana pendeteksian paket yang masuk dan keluar (inbound-outbound) dapat di cegah sedini mungkin sebelum merusak atau mendapatkan akses ke dalam jaringan lokal. Jadi early detection dan prevention menjadi penekanan pada IPS ini.

IDS dan IPS secara umum dikenal sebagai IDPS (Intrusion Detection and Prevention Systems). Biasanya dalam suatu perangkat keras memiliki fungsi IDS maupun IPS. Gambar 1 menunjukkan pembagian fungsi IDPS. Terdapat dua tipe IDS, yaitu NIDS dan HIDS. IPS juga memiliki dua tipe, yaitu NIPS dan HIPS.

 hirarki

 Gambar 1 Hirarki IDPS

 

NIDS (Network based IDS) 

 Semua lalu lintas yang mengalir ke sebuah jaringan akan dianalisis untuk mencari apakah ada percobaan serangan atau penyusupan ke dalam sistem jaringan. NIDS umumnya terletak di dalam segmen jaringan penting di mana server berada atau terdapat pada “pintu masuk” jaringan. Idealnya semua traffic yang berasal dari luar dan dalam jaringan di lakukan proses scan, namun cara ini dapat menyebabkan bottleneck yang mengganggu kecepatan akses di seluruh jaringan. Posisi dari NIDS dalam suatu jaringan dapat dilihat pada Gambar 2.

 HIDS (Host based IDS)

 IDS jenis ini diletakkan pada host yang berdiri sendiri atau perlengkapan dalam sebuah jaringan. Sebuah HIDS melakukan pengawasan terhadap paket-paket yang berasal dari dalam maupun dari luar hanya pada satu alat saja dan kemudian memberi peringatan kepada user atau administrator sistem jaringan akan adanya kegiatankegiatan yang mencurigakan yang terdeteksi oleh HIDS. Posisi dari HIDS dalam suatu jaringan dapat dilihat pada Gambar 2.

 

NHIDS

 Gambar 2 Peletakkan NIDS dan HIDS dalam Sebuah Jaringan

 

 NIPS (Network based IPS)

 NIPS yang juga disebut sebagai “In-line proactive protection”, menahan semua trafik jaringan dan menginspeksi kelakuan dan kode yang mencurigakan. Karena menggunakan in-line model, performansi tinggi merupakan sebuah elemen krusial dari perangkat IPS untuk mencegah terjadinya bottleneck pada jaringan. Posisi dari NIPS dalam suatu jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.

 HIPS (Host based IPS)

 HIPS bekerja dengan memaksa sekelompok perangkat lunak fundamental untuk berkovensi secara konstan. Hal ini disebut dengan Application Binary Interface (ABI). Hampir tidak mungkin untuk membajak sebuah aplikasi tanpa memodifikasi ABI, karena konvensi ini bersifat universal di antara aplikasi-aplikasi yang dimodifikasi. HIPS merupakan sebuah system pecegahan yang terdiri dari banyak layer, menggunakan packet filtering, inspeksi status dan metode pencegahan intrusi yang bersifat real-time untuk menjaga host berada di bawah keadaan dari efisiensi performansi yang layak. Mekanisme kerjanya yaitu dengan mencegah kode-kode berbahaya yang memasuki host agar tidak dieksekusi tanpa perlu untuk mengecek threat signature. Posisi dari HIPS dalam suatu jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.

 NHIPS

 Gambar 3 Peletakkan NIPS dan HIPS dalam Sebuah Jaringan

 Dari definisi dan klasifikasi IDS dan IPS yang sudah dijabarkan, terdapat perbedaan mendasar antara IDS dan IPS. Perbedaannya adalah IDS tidak berada in-line dalam jaringan, atau dengan kata lain IDS “hanya” memantau jaringan saja dengan cara “terhubung” atau “tap” ke jaringan. Sedangkan IPS berada in-line dalam jaringan. Sehingga ketika terdapat serangan atau akses yang mencurigakan, maka IPS dapat langsung menutup akses tersebut. Perbedaan IDS dan IPS dari peletakannya dalam jaringan ditunjukkan oleh Gambar 4.

 

 perbedaan 

 Gambar 4 Perbedaan IDS dan IPS Ditinjau dari Peletakannya

 Untuk lebih detailnya, perbedaan IDS dan IPS dapat dilihat pada tabel 1.

 Tabel 1 Perbedaan IDS dan IPS[2]

tabel perbedaan 

 
Metode Deteksi  

 IDPS memiliki  3 metode untuk melakukan deteksi, yaitu signatured-based, anomaly-based, dan stateful protocol analysis. Ketiga metode ini dapat digunakan sekaligus atau sebagain aja.

 Signatured-Based Detection

 Metode ini dilakukan dengan membandingkan signature dari setiap paket untuk mengidentifikasi  kemungkinan adanya intrusi. Metode ini efektif bila IDPS mendeteksi ancaman yang sudah di kenal, tetapi tidak efektif  bila ancamannya baru atau tidak di kenal oleh IDPS. Pengertian dikenal dalam konteks ini adalah sudah pernah terjadi sebelumnya.. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana, karena hanya membandingkan paket data, lalu di daftarkan menggunakan operasi perbandingan. Kelemahannya adalah metode ini tidak dapat melacak kejadian yang terjadi pada komunikasi yang  lebih kompleks.

 Anomaly-Based Detection

 Metode ini digunakan dengan membandingkan kegiatan yang sedang di pantau dengan kegiatan yang di anggap normal untuk mendeteksi adanya penyimpangan. Pada metode ini, IDPS memiliki profil yang mewakili perilaku yang normal dari user, host, koneksi jaringan dan aplikasi. Profil tersebut didapat dari hasil pemantauan karakteristik dari suatu kegiatan dalam selang waktu tertentu. Kelebihan dari metode ini adalah efektif dalam mendeteksi ancaman yang belum dikenal, contohnya ketika jaringan diserang oleh tipe intrusi yang baru. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah dalam beberapa kasus, akan sulit untuk mendapatkan deteksi yang akurat dalam komunikasi yang lebih kompleks.

Stateful Protocol Analysis

 Metode ini sebenarnya menyerupai anomaly-based, yaitu membandingkan profil yang sudah ada dengan kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengidentifikasi penyimpangan. Namun, tidak seperti Anomaly-Based Detection yang menggunakan profil host, Stateful Protocol Analysis menggunakan profil yang lebih luas yang dapat merinci bagaimana sebuah protokol yang istimewa dapat digunakan atau tidak. Arti “Stateful” disini adalah sistem di IDPS ini bisa memahami dan melacak situasi pada protokol network, transport dan application. Kelebihan dari metode ini adalah dapat mengidentifikasi rangkaian perintah yang tidak terduga seperti mengeluarkan perintah yang sama berulang – ulang. Sedangkan kekurangannya adalah kemungkinan terjadinya bentrokan antara protokol yang digunakan oleh IDPS dengan protokol umum yang digunakan oleh sistem operasi, atau dengan kata lain sulit membedakan implementasi client dan server pada interaksi protokol.

 Komponen


Ada beberapa tipe komponen pada IDPS seperti yang dijelaskan berikut ini:

 Sensor atau Agent

 Berfungsi memantau dan menganalisis kegiatan. Sensor biasanya digunakan IDPS untuk memantau jaringan, termasuk di dalamnya teknologi Network-Based, Wireless, dan Network Behavior Analysis. Sedangkan Agent biasanya diguakan IDPS untuk teknologi Host-Based.

 Management Server

 Management Server adalah perangkat terpusat yang berfungsi menerima informasi dari Sensor atau Agent dan kemudian mengelolanya. Dalam konteks ini terdapat istilah korelasi, yaitu menyamakan informasi yang berasal dari Sensor atau Agent yang bertingkat, seperti menemukan kejadian yang disebabkan oleh IP address yang sama. Management Server tersedia dalam bentuk hardware maupun software.

 Database Server

 Database Server adalah tempat menyimpan informasi yang di catat oleh Sensor, Agent, maupun Management Server.

 Console

 Console adalah program yang menyediakan interface ke user dan administrator IDPS. Beberapa Console digunakan hanya untuk hal administrasi IDPS saja, seperti menkonfigurasi Sensor atau Agent. Namun juga terdapat beberapa Console yang digunakan untuk administrasi maupun memonitor.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar